Halaman

Kamis, 09 Juni 2011

ASAL-USUL KEHIDUPAN

            Semua makhluk hidup tersusun atas sel. Berdasarkan bukti fosil yang ditemukan, sel telah ada milyaran tahun yang lalu. Namun  yang menjadi pertanyyan adalah kapan dan bagaimana awal kehidupan dimulai?
            Para ilmuwan berusaha mencoba mencari jawaban mengenai asal-usul kehidupan. Dari percobaan-percobaan yang mereka lakukan, dihasilkan beberapa teori.

1.    Teori Abiogenesis Klasik
          Teori abiogenesis klasik disebut juga teori “generatio spontanea”. Teori tersebut menerangkan bahwa asal mula makhluk hidup adalah dari benda mati. Contohnya ikan dan katak nerasal dari Lumpur, cacing berasal dari tanah, dan kuman dari makanan basi.
            Teori ini dianut sejak lama, tanpa memerlukan pengetahuan yang rumit, sesuai dengan tingkat pengetahuan manusia saat itu. Teori “generatio spontanea” dianut oleh ilmuan terdahulu. (klasik), yaitu : Aristoteles (384 – 322 SM). Teori ini juga di teguhkan oleh seorang ilmuan Belanda bernama Antony van Leuwenhoek pada tahun 1677. Leuwenhoek didukung oleh alat mikroskop temuannya yang dapat memperlihatkan kuman, sel sperma, sel darah, dan lain-lain. Ia memperhatikan bahwa kuman berasal dari udara dan makanan basi. Penemuan ini memperkuat teori abiogenesis, walaupun Leuwenhoek sendiri adalah penganut teori biogenesis. Teori abiogenesis dianut selama lebih dari 20 abad tanpa ada sanggahan, sampai orang mulai kritis dengan pertanyaan apa benar lalat muncul dari daging busuk begitu saja tanpa ada peristiwa tertentu sebelumnya.

Teori biogenesis.
            Teori abiogenesis klasik disanggah sejak abad ke-19. Sanggahan utama dikemukakan oleh Louis Pastuer, Lazzaro Spallanzani, dan Fransisco Redi. Pengamatan mereka yang lebih terencana, teliti, dan sabar dalam eksperimen yang membuktikan bahwa “kuman yang tumbuh pada daging adalah karena induk kuman sudah ada di daging busuk dan kalau belatung lalat tumbuh dari daging busuk itu disebabkan oleh induk lalat bertelur did aging tersebut”.
Percobaan yang dilakukan oleh Fransisco Redi dan  Lazzaro Spallanzani adalah sebagai berikut.

Percobaan Redi (1626 – 1679)
Percobaan Spallanzani (1729 – 1799)
Tujuan:
Untuk membuktikan bahwa belatung yang tumbuh dari daging adalah karena induk lalat yang bertelur menghasilkan belatung did aging tersebut.
Tujuan:
Untuk membuktikan bahwa kuman tidak tumbuh dari kaldu yang steril
Prosedur percobaan:
Digunakan 3 kelompok stoples yang masing-masing A, B, dan C. Stoples A diisi sepotong daging dan ditutup kain rapat, steril dari kuman. Stoples B diisi sepotong daging dan ditutup dengan kain kasa. Stoples C diisi sepotong daging dan dibiarkan terbuka. Ketiga kelompok stoples tersebut dibiarkan beberapa hari.
Prosedur percobaan:
Digunakan 2 kelompok labu. Kelompok 1 berisi cairan kaldu daging yang dipanaskan dan setelah dingin dibiarkan terbuka beberapa hari. Kelompok 2 berisi cairan kaldu daging yang dipanaskan, kemudian ditutup rapat-rapat dan didinginkan serta dibiarkan beberapa hari
Hasil:
Pada stoples A tidak tumbuh belatung sama sekali. Pada stoples B lalat hinggap dikain kasa dan belatung ada tumbuh sedikit di daging. Pada stoples C lalat hinggap diatas daging dan banyak belatung tumbuh did aging.
Hasil:
Setelah beberapa hari, pada labu yang dibiarkan terbuka, kaldunya berubah keruh yang berarti mengandung kuman yang berkembang pesat. Pada labu yang steril dan tertutup rapat, tidak ditumbuhi kuman dan kaldu tetap tampak jernih. 
Kesimpulan:
Belatung hanya tumbuh dari daging yang di hinggapi lalat (untuk bertelur)
Kesimpulan:
Kaldu keruh karena tidak steril, yang menyebabkannya adalah pertumbuhan kuman yang terbawa oleh udara.

Percobaan Louis Pasteur (1822 – 1895).
            Pada dasarnya, percobaan yang dilakukan oleh Louis Pasteur hanya ingin menyempurnakan percobaan yang dilakukan oleh Lazzaro Spallanzani. Ia menggunakan labu yang berhubungan dengan pipa bentuk leher angsa,yaitu melengkung dua kali sehingga kalau ditegakkan akan menyebabkan mikroorganisme dari udara tida dapat mencapai kaldu meskipun udara tetap dapat masuk, karena terperangkap dilengkungan pipa. Labu itu diisi kaldu daging yang dipanaskan hingga steril, kemudian dibiarkan beberapa hari. Ternyata, kaldu tetap steril. Bila labu yang diberi pipa bentuk leher angsa tersebut dimiringkan sampai kaldu keluar dari ujung pipa, lalu dibiarkan tegak, ternyata kaldu menjadi keruh yang berarti ada mikroorganisme dari udara sewaktu labu miring.
Bukti-bukti eksperimental ketiga ilmuwan tersebut cukup kuat untuk menyanggah teori abiogenesis yang sudah dianut sejak Aristoteles. Oleh karena itu, bukti-bukti tersebut membangun teori baru yang dinamakan “teori biogenesis” yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup. Teori ini memiliki tiga semboyan, yaitu :
  • Omne vivum ex ovo yang berarti semua makhluk hidup berasal dari telur;
  • Omne Ovum ex vivo yang berarti semua telur berasal dari makhluk hidup;
  • Omne vivum ex vivo yang berarti semua makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.

Teori Abiogenesis Modern : Evolusi Kimia
            Zaman terus bergulir. Wawasan pengetahuan manusia dan pengalaman yang bertambah menyebabkan manusia mempertanyakan asal-usul makhluk hidup dari awal mula setelah bumi terbentuk. Pada asal-usulnya bumi tidak ada demikian pula makhluk hidup.
            Teori tentang pembentukan bumi bumi dijelaskan dengan teori Big-Bang (Teori Tumbukan Besar) yaitu “pada 15-20 ribu juta tahun lalu terjadi ledakan ruang angkasa yang mengawali terbentuknya tata surya. Kira-kira 5 juta tahun yang lalu, system tata surya mulai terbentuk. Ini diikuti dengan evolusi kosmik, dan sewaktu pertama kali bumi  terbentuk, atmosfer purba tidak mengandung oksigen”.
            Proses pembentukan kehidupan di permukaan bumi terjadi secara perlahan-lahan menghasilkan adanya kehidupan yang diterangkan oleh Oparin dari Russia dan Haldane dari Inggris. Pada tahun1920-an, mereka hanya membuat postulat (hipotesis yang tidak didukung dengan bukti-bukti) bahwa atmosfer bumi pada zaman purba memiliki kecendrungan menyintesis senyawa organik dari molekul anorganik purba, yaitu metana (CH), ammonia (CH), hidrogen (H), air (HO). Peristiwa pembentukan senyawa organik dari senyawa anorganik ini bersifat “irreversible” yaitu tidak dapat kembali karena bumi modern sekarang banyak mengandung oksigen dari fotosintesis. Oksigen menghalangi reaksi spontan pembentukan molekul organik karena oksigen menyerang ikatan kimia dan mengekstrak elektron. Pada nantinya, hipotesa tersebut dapat dibuktikan oleh Miller dan Urey kira-kira 25 tahun kemudian.

Tahapan Evolusi Kimia
          Evolusi kimia berlangsung sebelum evolusi biologi. Tahapan yang diperkirakan terjadi adalah sebagai berikut.
1.                  Pembentukan senyawa kimia organik sederhana dari zat-zat anorganik dengan bantuan energi kosmis di atmosfer purba :
HO + H + NHˉ + HCN → urea, formaldehid, astat, dan sebagainya.
2.                  Pembentukan senyawa kimia yang lebih kompleks : urea, formaldehid, astat, dan sebagainya → asam amino, glukosa, asam lemak, dan nukleotida.
3.                  Pembentukan senyawa komplek dengan cara polimerisasi senyawa monomer organik :
    • asam amino → polimer protein
    • glukosa → polimer amilum, selulosa
    • asam lemak + gliserol → lemak
    • nukleotida → RNA
4.                  Beberapa molekul sederhana dan molekul polimer berinteraksi menjadi agregat seluler. Beberapa molekul berfungsi secara structural dan menjadi substrat reaksi untuk menghasilkan energi bagi reaksi-reaksi sintesis.
5.                  Beberapa molekul (nukleotida) mengalami polimerosasi menjadi RNA yang mampu bertindak sebagai enzim untuk sintesis, sekaligus mengarahkan jalannya reaksi-reaksi dalam kompartemen (koaservat atau protobion).
6.                  RNA menjadi cukup stabil untuk bertindak sebagai molekul pembawa informasi genetis.
7.                  Reaksi-reaksi kimia agregat cikal bakal seluler tersebut tersekat atau terjebak dalam sekat hidrofobik (lemak) dan ini menjadi cikal bakal sel.

Pada tahun 1953, Stanley Miller dan Harold Urey melakukan percobaan untuk membuktikan hipotesis Oparin dan Haldane. Salah satunya adalah  membuktikan bahwa bahan kimia biologis (asam amino yang merupakan prekursor protein) terbentuk dari metana, amonia, hidrogen, dan air melalui proses nonbiologis didalam tabung yang dianggap meniru kondisi atmosfer purba, setelah diberi loncatan listrik.

Pembentukan Senyawa Monomer dari Senyawa yang Lebih Sederhana
            Satu-satunya percobaan yang dapat dilakukan untuk membuktikan bahwa ada reaksi kimia anorganik yang mampu membentuk zat kimia organik, yang dipercaya terjadi di masa lalu. Artinya, produk dalam tabung reaksi hanyalah berupa molekul-molekul sederhana. Padahal, reaksi evolusi kimia tentu jauh dari itu. Molekul dalam sel diakui jauh lebih kompleks, dan dalam hal ini hanya sel saja yang dapat melakukan sintesis bahan selulernya berdasarkan kemampuan informasi genetic yang dimiliki.

Polimerisasi Senyawa Monomer Sederhana.

            Pembentukan molekul organik yang kompleks terjadi dengan peristiwa yang masih belum jelas dan dimengerti. Secara teoritis, asam amino mengalami polimerisasi membentuk protein. Nukleotida mengalami polimerisasi membentuk asam nukleat (DNA dan RNA). Monosakarida berpolimerisasi membentuk polisakarida, sedangkan polimerisasi asam lemak dan gliserol membentuk lemak.

Minggu, 05 Juni 2011

Cara-Cara Format HP


NOKIA
Hp anda sering error, Hang....,
sms sulit terkirim, dan berbagai error lainnya?
Jangan hawarit atau langsung membawanya ke tukang service, cobalah terlebih dahulu untuk melakukan format ulang. Biasanya yang menyebabkan HP error adalah terkena virus, terlalu banyak aplikasi (termasuk game), kesalahan instalasi software, atau tidak sengaja menghapus file-file yang penting. Karena itulah kita perlu memformat ulang Hp tersebut. Sebelum melakukan format ulang, ada baiknya memback up data-data Kamu terlebih dahulu (jika diperlukan).
ada 2 cara yang bisa dilakukan untuk melakukan format hp nokia ini:
1.      Soft Reset : cara ini dilakukan untuk me-restart handphone nokia kembali seperti semula tanpa menghilangkan data-data atau aplikasi yang ada di dalam handphone.
Format jenis ini dilakukan untuk nokia yang mengalami hank, dengan kata lain, hanya untuk mereset/format settingan HP seperti semula.
Kodenya: *#7780#
2.      Hard Reset: Cara ini dilakukan untuk menginstall ulang HP Nokia, karena di install ulang, tentu saja semua data-data Anda akan terhapus (Data Handphone sama seperti saat masih baru)
Kodenya: *#7370#

Kedua cara di atas bisa Anda lakukan jika HP tidak mengalami kerusakan seperti:
·         HandPhone bisa booting tapi hanya sampai “Nokia” screen, kemudian Restart lagi.
·         Layar HandPhone hanya gelap hitam, tidak ada tanda kehidupan sama sekali dan tidak bisa booting.
·         HandPhone dirasuki virus dan tidak mungkin tertolong lagi.
·         HandPhone tidak bisa mendelete file yang ada di drive C.
Tapi jangan panic dulu, jika hal tersebut terjadi, Kamu bisa melakukan cara ketiga yang disebut Super Hard Reset / Teknik Flashing.

Yang Harus dilakukan terlebih dahulu:
1.      Backup semua data yang ada di HandPhone kamu ke tempat yang aman, ini dikarenakan semua data-data akan terhapus. (bisa menggunakan PC suite)
3.      Catatan : Kamu tidak bisa melakukan Back Up jika HandPhone hanya bisa booting sampai di “Nokia” screen, berdo’a saja semoga kamu masih punya backup di Komputer,he..he..
2.      Pastikan baterai HandPhone dalm kondisi Full, agar tidak mati di tengah jalan, kalau HandPhone gampang drop lakukan sambil di charge.
3.      Matikan HandPhone terlebih dahulu.
4.      Dan inilah Bagian yang paling sulit.
Tekan dan tahan tombol yang saya sebutkan di bawah ini secara bersamaan.
·      Tombol Dial (Warna Hijau)
·      Tombol Bintang (*)
·      Tombol angka nomer 3 (3)
·      Tahan ketiga tombol tersebut sambil menghidupkan HandPhone kamu.
5.        Ingat!! jangan lepas tombol angka 3 sampai keluar tulisan “formatting” dilayar HandPhone kamu.
6.        Format selesai dalam beberapa saat.
7.        Sekarng HandPhonenya sudah kembali seperti semula.

Selamat Mencoba!..............


BlackBerry
Sebelu meformat Blackberry anda BACKUP dulu data anda, krn data dimemory handphone akan hilang. Yang di kartu memori Tidak hilang.
Cara Format BlackBerry
1.      Masuk ke menu OPTIONS
2.      pilih Security Options
3.      pilih General Settings
4.      Lalu muncul menu General Settings
5.      Lalu Tekan tombol menu Blackberry yg disebelah trackball
6.      pilih Wipe Handheld
7.      centang pilihan “Include third party applications” jika ingin bersih
8.      lalu tekan Continue, masukkan passwordnya “blackberry
Lalu semuanya kembali seperti seperti baru kita beli.
Cara Restart / Reset Reboot
Tekan tombol alt(kiri) + del(kanan) + aA(kanan) bertiga bersamaan sampai blackberry mati dan akan restart sendiri.

Selamat mencoba..........

TANAMAN PARE (Momordica charantia L)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar belakang

Tanaman memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Tanaman di budidayakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Tidak semua tanaman dapat tumbuh dengan sendirinya, oleh sebab itu tanaman perlu di budidayakan. Dalam pembudidayaan tanaman terdapat banyak kendala yang dapat ditemui oleh para pembudidaya kendala tersebut berupa hama serta penyakit tanaman.

Tanaman yang dibudidayakan biasanya sering mendapat gangguan daribinatang atau organisme yang dapat merugikan tanaman yang kita budidayakan. Hewan yang selama masa hidupnya merusak dan merugikan manusia dengan memakan tanaman yang dibudidayakan disebut dengan sebutan hama, belalang, kepik, kumbang, ulat, dll mereka semua adalah contoh dari hama yang sering menyerang tanaman yang dibudidayakan. Berbeda dengan hama penyakit merusak tanaman dengan mengganggu proses-proses fisologis, yang disebabkan oleh rangsangan yang terus menerus pada tanaman oleh sebab primer. Hal ini ditunjukan lewat aktivitas sel sakit dan dinyatakan dalam ekadaan morfologi dan histologi yang disebut gejala.
P
enyakit yang menyerang tanaman biasanya memiliki penyebab yang digolongkan menjadi dua golongan yakni: Biotik dan Abiotik. Biotik terdiri dari:
·        Bakteri
Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu dengan ukuran yang sangat kecil (panjang 0.6-3,5) dan hanya dapat dilihat dengan mengunakan mikroskop. Bakteri berkembang biak dengan cara membelah diri. Bakteri penyebab penyakit pada tanaman trdiri dari 6 genus:
1.      Agrobakterium : batang pendek, motile, flagella peritrichous, menyebabkan pertumbuhan abnormal karena pertambahan besar sel-sel yang sangat cepat dan benjolan-benjolan (gall) layu.
2.      Corynebakterium : batang ramping, non motile, menyebabkan berbagai gejala, kebanyakan gejala layu.
3.      Erwinia : bentuk batang yang motile (peritrichous). Memyebabkan kematian jaringan yang bersifat kering, benjolan-benjolan, layu, dan busuk basah.
4.      pseudomonas : bentuk batang motile, dan flagella ujung (polar), bila dibiarkan akan membentuk koloni dengan pigmen berwarna kehijau-hijauan yang dapat larut dalam air. Menyebabkan bercak-bercak pada daun berukuran kecil (spots) maupun besar (blight).
5.      Xanthomonas : berbentuk batang kecil, motile, flagella satu ujung, koloni berlendir berwarna kuning. Menyebabkan kematian jaringan (nekrosis) berupa bercak-bercak kecil (spots) dan besar (blight) pada daun.

·        Cendawan
Cendawan adalalah organisme multiseluler yang memiliki dinding sel dan inti sel, dengan ukuran mulai dari yang terkecil (mikroorganisme) sampai yang dapat dilihat oleh mata telanjang. Cendawan terdiri dari 4 kelas, yaitu:
a.        Klas Ascomycetes, dengan ciri-ciri memiliki kotak spora yang disebut ascus.
b.        Klas Phycomycetes, dengan ciri-ciri sporagia membentuk zoospora yang nonmotil (tidak memiliki alat bergerak), berkembang biak dengan cara generatif dan Vegetatif, misellium tidak bersepta.
c.        Klas Basidiomycetes, dengan ciri-ciri miscelia bersepta dan basidia berbentuk tabung dengan empat buah basidiospora
d.        Klas Deuteromycetes, dengan ciri-ciri tidak memiliki tahapa seksual. Oleh karena itu spora yang berbentuk disebut komisia, yaitu spora seksual yang dihasilkan kondiofor.

·        Virus
Virus adalah patogen obligat yang mempunyai partikel dengan ukuran yang sangat kecil (submikroskpis), terdiri dari komponen kimia yaitu protein dan asam nukleat (RNA dan DNA). Partikel-partikel virus sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron.

·        Nematoda
Nematoda berasal dari kata nemat (benang) dan oid (seperti). Jadi, nematoda adalah organisme yang menyerupai benang atau cacing, dengan tubuh yang tidak beruas. Sebagian nemtoda hidup bebas di alam, dan sebagian lagi hidup sebagai parasit, baik pada tanaman, hewan, maupun manusia. Nematoda parasit tanaman umumnya merupakan parasit obligat (hanya bergantung pada satu inag), termasuk kedalam kelas nematoda, filum nemathelminthes, yang dapat menyerang bagian tanaman seperti akar, umbi, banatng, daun dan buah (biji).

Kebutuhan pangan bagi warga Palembang akan terus meningkat sejalan dengan bertambah besarnya penduduk Palembang serta meningkatnya tingkat pendapatan warganya. Kebutuhan pangan tidak saja dipenuhi dari produksi padi dan palawija, tetapi juga sayuran. walaupun bagi tanaman sayuran menurun tingkat pemakaian lahan, tetapi untuk tanaman pare (paria) meningkat sebesar 19,5% (tahun 1993) dan tingkat produktifitasnya pun meningkat sebesar 6,90%.
Dari segi pemasaran sayuran tanaman pare masih mempunyai peluang pasar yang cukup besar. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pedagang di salah satu pasar di Jakabaring, untuk satu pasar saja dalam satu hari memerlukan kurang lebih 3 ton/hari. Belum lagi usahatani ini dapat menghasilkan uang dengan interval waktu mingguan (panen 1 minggu sekali). Hal ini yang mendorong usahatani pare masih mempunyai peluang bisnis untuk dikembangkan lebih lanjut.

Tanaman pare (paria) adalah tanaman herba berumur satu tahun atau lebih yang tumbuh menjalar dan merambat. Tanaman yang merupakan sayuran buah ini mempunyai daun yang berbentuk menjari dengan bunga yang berwarna kuning. Permukaan buahnya berbintil-bintil dan rasa buahnya pahit. Tanaman pare ini sangat mudah dibudidayakan dan tumbuhnya tidak tergantung pada musim.

1.2    Tujuan

  • Mengetahui manfaat tanaman pare
  • Mengetahui jenis-jenis tanaman pare
  • Mengetahui patogen yang menyerang tanaman pare
  • Mengetahui tingkat kerusakan mutlak dan tingkat kerusakan bervariasi tanaman pare















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1   Tanaman
2.1.1   Sistematika
Kingdom             :  Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom        : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi         : Spermatophyta (Menghasilkan biji) 
Divisi                   : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) 
Kelas                  : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas           : Dilleniidae
Ordo                   : Violales
Famili                  : Cucurbitaceae (suku labu-labuan)
Genus                  : Momordica
Spesies                : Momordica charantia L.

2.1.2.      Morfologi
Pare merupakan tumbuhan semusim, merambat atau memanjat dengan alat pembelit berupa sulur, bercabang banyak, berbau tidak enak. Batang berusuk 5, panjangnya 2-5 m, batang muda berambut rapat. Daun tunggal, bertangkai, letak berseling, bentuk bulat telur, berbagi menjadi 5-7, pangkal berbentuk jantung, warna hijau tua. Bunga tunggal, bertangkai panjang, warna kuning. Buah bulat memanjang dengan 8-10 rusuk memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan, rasa pahit, panjang 8-30 cm, warna hijau, bila masak menjadi orange yang pecah dengan 3 katup. Biji banyak, warna coklat kekuningan, bentuk pipih memanjang, keras dengan alur tidak
beraturan (Dalimarta,2002).



2.1.3.      Syarat Tumbuh
·        Pare mempunyai daya adaptasi tumbuh yang cukup tinggi
·        Dapat menyesuaikan diri terhadap iklim yang berlainan baik suhu dan curah hujan yang tinggi
·        Dapat hijau sepanjang tahun dan tidak tergantung musim
·        Membutuhkan drainase tanah yang cukup baik
·        Memerlukan tanah yang gembur dan banyak mengandung bahan organik
·        Memerlukan PH antara 5 – 6
·        Ketinggian antara 1 meter hingga 1500 meter dpl.


2.2   Penyakit Tanaman
Salah satu syarat agar tanaman pare dapat tumbuh dan berkembang sehingga menghasilkan buah adalah tanaman pare harus sehat. Agar sehat tanaman harus terbebas dari gangguan hama dan penyakit tanaman. Yang dimakasud dengan hama adalah semua jenis hewan yang dapat mengganggu tanaman sehingga merugikan bagi tanaman tersebut. Sedangkan penyakit tanaman adalah semua jenis gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh jamur, bakteri, virus dan kekurangan unsur hara dalam tanaman.

Pengendalian hama dan penyakit tanaman harus didasarkan pada prinsip ambang ekonomi, artinya pengendalian hama dan penyakit baru dapat dilakukan secara intensif apabila dari segi ekonomi serangan hama dan penyakit mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Disamping itu dalam mengendalian hama dan penyakit prioritas pengendalian dengan cara memperbaiki kondisi lingkungan setempat, sedangkan aplikasi pestisida dilakukan pada urutan terakhir.


Hama dan penyakit yang menyerang Tanaman pare sebenarnya tidak terlalu banyak, namun dalam tanaman yang saya tanam ada beberapa hama dan penyakit yang menyerang tanaman pare dan sejenisnya yang perlu kita ketahui, baik dari segi gejala serangan maupun dalam pengendaliannya. Hama yang menyerang tanaman pare saya antara lain:
2.2.1        Gejala serangan
a.       Gejala layu tampak pada ujung daun, kemudian seluruh daun akan mengkerut lalu mengering. Tanaman akan mati sejak beberapa saat terinfeksi. Menyerang tanaman bibit yang baru kecambah, tanaman muda dan tanaman yang telah dewasa
b.      Gejala serangan jelas pada daun-daun muda. Serangan virus ini menyerang pada saat tumbuh (bibit, tanaman muda atau tanaman yang telah menghasilkan buah)

2.2.2        Patogen
a.       Fusarium sp
b.      Cucumber mosaic virus (CMV)

2.2.3        Pengendalian
a.          Pengendalian dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terserang, menyiram larutan fungisida Benlate 2 gram/ liter ke tanah bekas tanaman yang terkena penyakit dan menggunakan benih yang tahan terhadap serangan patogen.
b.          Pengendaliannya dilakukan dengan cara memusnahkan tanaman yang terserang, memberantas vektor virus (serangga), menyeleksi bibit yang akan di pindah ke lapang dan pemupukan yang seimbang



BAB III
PELAKSANAAN PRATIKUM

3.1    Waktu dan Tempat
Kegiatan pratikum ini dilaksanakan di jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT) Lahan Percobaan HPT Universitas Sriwijaya di dekat Insectarium Lab.pada  Januari – Mei 2011.

3.2    Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan adalah benih pare dan pupuk kompos, sedangkan alat-alat yang digunakan adalah alat-alat pertanian pada umumnya seperti, cangkul, kayu ranting parang, dll.

3.3    Cara Kerja
cangkul tanah dan buat bedengan berukuran 1,5 – 2,5 m x 7 m. Tinggi bedengan 30 cm. Jarak antara bedengan 40-60cm untuk menghindari tanaman saling membelit. Diatas bedengan ditaburi dengan pupuk kandang kemudian tanah diaduk sampai rata. Rapikan kembali bedengan dan ratakan tanah. Tugal gulungan sesuai jarak tanam. Tiap lubang di isi 2 benih perlubang lalu tutup lubang dengan tanah kemudian di siram setiap hari.









BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil
Tanaman
% Kerusakan ( P )
Intensitas Serangan ( I )
1
70%
44,17%
2
46,7%
26,67%
3
48,57%
36,43%
4
55,26%
33,55%
5
57,5%
30%
6
29,54%
18,75%
7
64%
34,5%
8
26%
9,5%
9
48%
18,5%
10
55,17%
25%

4.2   Pembahasan

Tanaman pare (paria) adalah tanaman herba berumur satu tahun atau lebih yang tumbuh menjalar dan merambat. Tanaman yang merupakan sayuran buah ini mempunyai daun yang berbentuk menjari dengan bunga yang berwarna kuning. Permukaan buahnya berbintil-bintil dan rasa buahnya pahit. Tanaman pare ini sangat mudah dibudidayakan an tumbuhnya tidak tergantung pada musim

Tanaman pare (Momordica charabtia) berasal dari kawasan Asia Tropis. Pare tergolong tanaman semak semusim, yang hidupnya menjalar atau merambat, dengan sulur berbentuk spiral. Daunnya tunggal, berbulu, berbentuk lekuk tangan, dan bertangkai sepanjang 10 cm. Bunganya berwarna kuning-muda. Batangnya bermawna hijau, massif, mempunyai rusuk lima, berbulu agak kasar ketika masi muda, namun setelah tua gundul,. Buahnya buni, bulat telur memanjang, warna hijau, kuning sampai jingga, dan rasanya pahit. Biji keras, warna cokelat

Tanaman pare memiliki rasa buah pahit yang menimbulkan beberapa manfaat bagi kesehatan manusia antara lain
  • Dapat merangsang nafsu makan
  • Dapat menyembuhkan penyakit kuning
  • Memperlancar pencernaan
  • dan sebagai obat malaria
Selain buah pare, ternyata daun pare juga mempunyai manfaat yang tidak kalah dengan buahnya. Manfaat tersebut antara lain:
  • Dapat menyembuhkan mencret pada bayi
  • Membersihkan darah bagi wanita yang baru melahirkan
  • Dapat menurunkan panas
  • Dapat mengeluarkan cacing kremi
  • Dapat menyembuhkan batuk

Jenis-jenis tanaman pare
a.       Pare Gajih
Pare ini paling banyak dibudidayakan dan paling disukai. Pare ini biasa disebut pare putih atau pare mentega. Bentuk buahnya panjang dengan ukuran 30- 50 cm, diameter buah 3 - 7 cm, berat rata-rata antara 200-500 gram/ buah.

b.      Pare Hijau
Pare hijau berbentuk lonjong, kecil dan berwarna hijau dengan bintil-bintil agak halus. Pare ini banyak sekali macamnya, diantaranya pare ayam, pare kodok, pare alas atau pare ginggae. Dari berbagai jenis tersebut paling banyak ditanam adalah pare ayam. Buah pare ayam mempunyai panjang 15 - 20 cm. Sedangkan pare ginggae buahnya kecil hanya sekitar 5 cm. Rasanya pahit dan daging buahnya tipis. Pare hijau ini mudah sekali pemeliharaannya, tanpa lanjaran atau para-para tanaman pare hijau ini dapat tumbuh dengan baik.

c.       Pare Import
Jenis pare ini berasal dari Taiwan. Benih Pare ini merupakan hybrida yang final stock sehingga jika ditanam tidak dapat menghasilkan bibit baru. Jika dipaksakan juga akan menghasilkan produksi yang jelek dan menyimpang dari asalnya. Di Indonesia terdapat tiga varietas yang telah beredar yaitu Known-you 7 green, Known-you no. 2, dan Moonshine. Perbedaan ketiga jenis pare import ini adalah mengenai permukaan kulit, kecepatan tumbuh, kekuatan penampilan, bentuk buah dan ukuran buah.

d.      Pare Belut
Jenis Pare ini memang kurang populer. Bentuknya memanjang seperti belut panjangnya antara 30 -110 cm dan berdiameter 4-8 cm.

penyakit yang menyerang Tanaman pare sebenarnya tidak terlalu banyak, namun demikian ada beberapa penyakit yang menyerang tanaman pare dan sejenisnya yang perlu kita ketahui, baik dari segi gejala serangan maupun dalam pengendaliannya. Hama yang menyerang tanaman pare antara lain:
·        Penyakit Layu
Gejala layu tampak pada ujung daun, kemudian seluruh daun akan mengkerut lalu mengering. Tanaman akan mati sejak beberapa saat terinfeksi. Menyerang tanaman bibit yang baru kecambah, tanaman muda dan tanaman yang telah dewasa. Penyebab penyakit ini disebabkan oleh Fusarium sp. Pengendalian dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terserang, menyiram larutan fungisida Benlate 2 gram/ liter ke tanah bekas tanaman yang terkena penyakit dan menggunakan benih yang tahan terhadap serangan patogen.


·        Penyakit Virus
Gejala serangan jelas pada daun-daun muda. Serangan virus ini menyerang pada saat tumbuh (bibit, tanaman muda atau tanaman yang telah menghasilkan buah). Penyebab gejala tersebut adalah Cucumber mosaic virus (CMV). Pengendaliannya dilakukan dengan cara memusnahkan tanaman yang terserang, memberantas vektor virus (serangga), menyeleksi bibit yang akan di pindah ke lapang dan pemupukan yang seimbang.

            Akibat dari serangan patogen menimbulkan dua gejala kerusakan, yaitu: gejala kerusakan mutlak ( persentase kerusakan ) dan gejala kerusakan bervariasi ( intensitas serangan ). Gejala kerusakan mutlak adalah gejala rusaknya secara mutlak dari tanaman, atau bagian tanaman, batang, malai, daun serta dapat menyebabkan kematian tanaman secara mutlak. Gejala kerusakan bervariasi adalah gejala rusaknya tanaman atau bagian tanaman seperti daun serta dapat menimbulkan kerusakan bervariasi
Gejala Kerusakan Mutlak dapat di cari dengan rumus :
P =
Gejala Kerusakan Bervariasi dapat di cari dengan rumus :
I =
           
            Pada tanaman pare yang saya tanam banyak hama dan penyakit yang menyerang sehingga tanaman pare yang saya tanam pertumbuhannya kurang baik, Namun hanyan beberapa penyakit yang saya amati. Berikut adalah pembahasan mengenai pengamatan pada tanaman pare yang saya amati.
Tanaman 1, kerusakan mutlak sebesar 70% dan kerusakan bervariasi sebesar 44,17%, hal ini menunjukkan bahwa pada tanaman 1 belum terlalu berbahaya.
Tanaman 2, kerusakan mutlak sebesar 46,7% dan kerusakan bervariasi sebesar 26,67%. Hal ini menunjukkan bahwa di tanaman 2 tingkat serangan tidak terlalu berbahaya bahkan kurang dari 50%.
Tanaman 3, kerusakan mutlak sebesar 48,57% dan kerusakan bervariasi sebesar 36,43%. Hal ini menunjukkan bahwa di tanaman  tingkat serangan tidak terlalu berbahaya bahkan kurang dari 50%.
Tanaman 4, kerusakan mutlak sebesar 55,26% dan kerusakan bervariasi sebesar 33,55%. Hal ini menunjukkan bahwa di tanaman  tingkat serangan tidak terlalu berbahaya bahkan kurang dari 50%.
Tanaman 5, kerusakan mutlak sebesar 57,5% dan kerusakan bervariasi sebesar 30%. Hal ini menunjukkan bahwa di tanaman  tingkat serangan tidak terlalu berbahaya bahkan kurang dari 50%.
Tanaman 6, kerusakan mutlak sebesar 29,54% dan kerusakan bervariasi sebesar 18,75%. Hal ini menunjukkan bahwa di tanaman  tingkat serangan tidak terlalu berbahaya bahkan kurang dari 50%.
Tanaman 7, kerusakan mutlak sebesar 64% dan kerusakan bervariasi sebesar 34,5%. Hal ini menunjukkan bahwa di tanaman  tingkat serangan tidak terlalu berbahaya bahkan kurang dari 50%.
Tanaman 8, kerusakan mutlak sebesar 26% dan kerusakan bervariasi sebesar 9.5%. Hal ini menunjukkan bahwa di tanaman  tingkat serangan tidak terlalu berbahaya bahkan kurang dari 50%.
Tanaman 9, kerusakan mutlak sebesar 48% dan kerusakan bervariasi sebesar 18,5%. Hal ini menunjukkan bahwa di tanaman  tingkat serangan tidak terlalu berbahaya bahkan kurang dari 50%.
Tanaman 10, kerusakan mutlak sebesar 55,17% dan kerusakan bervariasi sebesar 25%. Hal ini menunjukkan bahwa di tanaman  tingkat serangan tidak terlalu berbahaya bahkan kurang dari 50%.







BAB V
PENUTUP

5.1    Kesimpulan

·        Tanaman pare memiliki manfaat seperti  Dapat menyembuhkan penyakit kuning, Memperlancar pencernaan, Membersihkan darah bagi wanita yang baru melahirkan, Dapat mengeluarkan cacing kremi, dll.
·        Tanaman pare memiliki berbagai jenis seperti pare gajih, pare hijau, pare import, dan pare belut.
·        Penyakit pada tanaman pare sebenarnya tidak terlalu banyak tetapi ada beberapa penyakit yang sering menyerang tanaman pare, yaitu Fusarium sp, Cucumber mosaic virus (CMV)
·        kerusakan mutlak tanaman pare rata-ratanya 50,074% dan kerusakan bervariasi tanaman pare rata-rata sebesar 27,707%. Kerusakan yang dialami pare yang saya amati kurang lebih hanya 50%.

5.2    Saran

Walaupun tanaman pare memiliki rasa yang sangat pahit tetapi tanaman pare masih mungkin terserang oleh penyakit oleh sebab itu pengawasan terhadap tanaman pare tidak boleh diabaikan sehingga tanaman pare dapat tumbuh dengan subur.
.





DAFTAR PUSTAKA


Biro Pusat Statistik. 1994. Survei Pertanian Produksi Tanaman Sayuran dan Buah – Buahan di Indonesia. Jakarta : BPS
Hutapea et al., 1994.Budidaya Kacang Panjang.Yogyakarta : Satya Arwa
Dilla. 2008. Khasiat dalam pahit pare. http://sehat.suaramerdeka.com. [11 Desember 2008]
Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. 1996. Usaha tani tanaman pare.
Ipteknet. 2005. Pare. http://www.iptek.net.id. [11 Desember 2008]
Sianturi. G. 2002. Melawan Wabah diabetes dunia dengan buah pare. http://www.gizi.net/cgi-