Halaman

Minggu, 05 Juni 2011

TANAMAN PARE (Momordica charantia L)


BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar belakang

Tanaman memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Tanaman di budidayakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Tidak semua tanaman dapat tumbuh dengan sendirinya, oleh sebab itu tanaman perlu di budidayakan. Dalam pembudidayaan tanaman terdapat banyak kendala yang dapat ditemui oleh para pembudidaya kendala tersebut berupa hama serta penyakit tanaman.

Tanaman yang dibudidayakan biasanya sering mendapat gangguan daribinatang atau organisme yang dapat merugikan tanaman yang kita budidayakan. Hewan yang selama masa hidupnya merusak dan merugikan manusia dengan memakan tanaman yang dibudidayakan disebut dengan sebutan hama, belalang, kepik, kumbang, ulat, dll mereka semua adalah contoh dari hama yang sering menyerang tanaman yang dibudidayakan. Berbeda dengan hama penyakit merusak tanaman dengan mengganggu proses-proses fisologis, yang disebabkan oleh rangsangan yang terus menerus pada tanaman oleh sebab primer. Hal ini ditunjukan lewat aktivitas sel sakit dan dinyatakan dalam ekadaan morfologi dan histologi yang disebut gejala.
P
enyakit yang menyerang tanaman biasanya memiliki penyebab yang digolongkan menjadi dua golongan yakni: Biotik dan Abiotik. Biotik terdiri dari:
·        Bakteri
Bakteri adalah mikroorganisme bersel satu dengan ukuran yang sangat kecil (panjang 0.6-3,5) dan hanya dapat dilihat dengan mengunakan mikroskop. Bakteri berkembang biak dengan cara membelah diri. Bakteri penyebab penyakit pada tanaman trdiri dari 6 genus:
1.      Agrobakterium : batang pendek, motile, flagella peritrichous, menyebabkan pertumbuhan abnormal karena pertambahan besar sel-sel yang sangat cepat dan benjolan-benjolan (gall) layu.
2.      Corynebakterium : batang ramping, non motile, menyebabkan berbagai gejala, kebanyakan gejala layu.
3.      Erwinia : bentuk batang yang motile (peritrichous). Memyebabkan kematian jaringan yang bersifat kering, benjolan-benjolan, layu, dan busuk basah.
4.      pseudomonas : bentuk batang motile, dan flagella ujung (polar), bila dibiarkan akan membentuk koloni dengan pigmen berwarna kehijau-hijauan yang dapat larut dalam air. Menyebabkan bercak-bercak pada daun berukuran kecil (spots) maupun besar (blight).
5.      Xanthomonas : berbentuk batang kecil, motile, flagella satu ujung, koloni berlendir berwarna kuning. Menyebabkan kematian jaringan (nekrosis) berupa bercak-bercak kecil (spots) dan besar (blight) pada daun.

·        Cendawan
Cendawan adalalah organisme multiseluler yang memiliki dinding sel dan inti sel, dengan ukuran mulai dari yang terkecil (mikroorganisme) sampai yang dapat dilihat oleh mata telanjang. Cendawan terdiri dari 4 kelas, yaitu:
a.        Klas Ascomycetes, dengan ciri-ciri memiliki kotak spora yang disebut ascus.
b.        Klas Phycomycetes, dengan ciri-ciri sporagia membentuk zoospora yang nonmotil (tidak memiliki alat bergerak), berkembang biak dengan cara generatif dan Vegetatif, misellium tidak bersepta.
c.        Klas Basidiomycetes, dengan ciri-ciri miscelia bersepta dan basidia berbentuk tabung dengan empat buah basidiospora
d.        Klas Deuteromycetes, dengan ciri-ciri tidak memiliki tahapa seksual. Oleh karena itu spora yang berbentuk disebut komisia, yaitu spora seksual yang dihasilkan kondiofor.

·        Virus
Virus adalah patogen obligat yang mempunyai partikel dengan ukuran yang sangat kecil (submikroskpis), terdiri dari komponen kimia yaitu protein dan asam nukleat (RNA dan DNA). Partikel-partikel virus sangat kecil dan hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron.

·        Nematoda
Nematoda berasal dari kata nemat (benang) dan oid (seperti). Jadi, nematoda adalah organisme yang menyerupai benang atau cacing, dengan tubuh yang tidak beruas. Sebagian nemtoda hidup bebas di alam, dan sebagian lagi hidup sebagai parasit, baik pada tanaman, hewan, maupun manusia. Nematoda parasit tanaman umumnya merupakan parasit obligat (hanya bergantung pada satu inag), termasuk kedalam kelas nematoda, filum nemathelminthes, yang dapat menyerang bagian tanaman seperti akar, umbi, banatng, daun dan buah (biji).

Kebutuhan pangan bagi warga Palembang akan terus meningkat sejalan dengan bertambah besarnya penduduk Palembang serta meningkatnya tingkat pendapatan warganya. Kebutuhan pangan tidak saja dipenuhi dari produksi padi dan palawija, tetapi juga sayuran. walaupun bagi tanaman sayuran menurun tingkat pemakaian lahan, tetapi untuk tanaman pare (paria) meningkat sebesar 19,5% (tahun 1993) dan tingkat produktifitasnya pun meningkat sebesar 6,90%.
Dari segi pemasaran sayuran tanaman pare masih mempunyai peluang pasar yang cukup besar. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pedagang di salah satu pasar di Jakabaring, untuk satu pasar saja dalam satu hari memerlukan kurang lebih 3 ton/hari. Belum lagi usahatani ini dapat menghasilkan uang dengan interval waktu mingguan (panen 1 minggu sekali). Hal ini yang mendorong usahatani pare masih mempunyai peluang bisnis untuk dikembangkan lebih lanjut.

Tanaman pare (paria) adalah tanaman herba berumur satu tahun atau lebih yang tumbuh menjalar dan merambat. Tanaman yang merupakan sayuran buah ini mempunyai daun yang berbentuk menjari dengan bunga yang berwarna kuning. Permukaan buahnya berbintil-bintil dan rasa buahnya pahit. Tanaman pare ini sangat mudah dibudidayakan dan tumbuhnya tidak tergantung pada musim.

1.2    Tujuan

  • Mengetahui manfaat tanaman pare
  • Mengetahui jenis-jenis tanaman pare
  • Mengetahui patogen yang menyerang tanaman pare
  • Mengetahui tingkat kerusakan mutlak dan tingkat kerusakan bervariasi tanaman pare















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1   Tanaman
2.1.1   Sistematika
Kingdom             :  Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom        : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi         : Spermatophyta (Menghasilkan biji) 
Divisi                   : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) 
Kelas                  : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas           : Dilleniidae
Ordo                   : Violales
Famili                  : Cucurbitaceae (suku labu-labuan)
Genus                  : Momordica
Spesies                : Momordica charantia L.

2.1.2.      Morfologi
Pare merupakan tumbuhan semusim, merambat atau memanjat dengan alat pembelit berupa sulur, bercabang banyak, berbau tidak enak. Batang berusuk 5, panjangnya 2-5 m, batang muda berambut rapat. Daun tunggal, bertangkai, letak berseling, bentuk bulat telur, berbagi menjadi 5-7, pangkal berbentuk jantung, warna hijau tua. Bunga tunggal, bertangkai panjang, warna kuning. Buah bulat memanjang dengan 8-10 rusuk memanjang, berbintil-bintil tidak beraturan, rasa pahit, panjang 8-30 cm, warna hijau, bila masak menjadi orange yang pecah dengan 3 katup. Biji banyak, warna coklat kekuningan, bentuk pipih memanjang, keras dengan alur tidak
beraturan (Dalimarta,2002).



2.1.3.      Syarat Tumbuh
·        Pare mempunyai daya adaptasi tumbuh yang cukup tinggi
·        Dapat menyesuaikan diri terhadap iklim yang berlainan baik suhu dan curah hujan yang tinggi
·        Dapat hijau sepanjang tahun dan tidak tergantung musim
·        Membutuhkan drainase tanah yang cukup baik
·        Memerlukan tanah yang gembur dan banyak mengandung bahan organik
·        Memerlukan PH antara 5 – 6
·        Ketinggian antara 1 meter hingga 1500 meter dpl.


2.2   Penyakit Tanaman
Salah satu syarat agar tanaman pare dapat tumbuh dan berkembang sehingga menghasilkan buah adalah tanaman pare harus sehat. Agar sehat tanaman harus terbebas dari gangguan hama dan penyakit tanaman. Yang dimakasud dengan hama adalah semua jenis hewan yang dapat mengganggu tanaman sehingga merugikan bagi tanaman tersebut. Sedangkan penyakit tanaman adalah semua jenis gangguan pada tanaman yang disebabkan oleh jamur, bakteri, virus dan kekurangan unsur hara dalam tanaman.

Pengendalian hama dan penyakit tanaman harus didasarkan pada prinsip ambang ekonomi, artinya pengendalian hama dan penyakit baru dapat dilakukan secara intensif apabila dari segi ekonomi serangan hama dan penyakit mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Disamping itu dalam mengendalian hama dan penyakit prioritas pengendalian dengan cara memperbaiki kondisi lingkungan setempat, sedangkan aplikasi pestisida dilakukan pada urutan terakhir.


Hama dan penyakit yang menyerang Tanaman pare sebenarnya tidak terlalu banyak, namun dalam tanaman yang saya tanam ada beberapa hama dan penyakit yang menyerang tanaman pare dan sejenisnya yang perlu kita ketahui, baik dari segi gejala serangan maupun dalam pengendaliannya. Hama yang menyerang tanaman pare saya antara lain:
2.2.1        Gejala serangan
a.       Gejala layu tampak pada ujung daun, kemudian seluruh daun akan mengkerut lalu mengering. Tanaman akan mati sejak beberapa saat terinfeksi. Menyerang tanaman bibit yang baru kecambah, tanaman muda dan tanaman yang telah dewasa
b.      Gejala serangan jelas pada daun-daun muda. Serangan virus ini menyerang pada saat tumbuh (bibit, tanaman muda atau tanaman yang telah menghasilkan buah)

2.2.2        Patogen
a.       Fusarium sp
b.      Cucumber mosaic virus (CMV)

2.2.3        Pengendalian
a.          Pengendalian dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terserang, menyiram larutan fungisida Benlate 2 gram/ liter ke tanah bekas tanaman yang terkena penyakit dan menggunakan benih yang tahan terhadap serangan patogen.
b.          Pengendaliannya dilakukan dengan cara memusnahkan tanaman yang terserang, memberantas vektor virus (serangga), menyeleksi bibit yang akan di pindah ke lapang dan pemupukan yang seimbang



BAB III
PELAKSANAAN PRATIKUM

3.1    Waktu dan Tempat
Kegiatan pratikum ini dilaksanakan di jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan (HPT) Lahan Percobaan HPT Universitas Sriwijaya di dekat Insectarium Lab.pada  Januari – Mei 2011.

3.2    Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan adalah benih pare dan pupuk kompos, sedangkan alat-alat yang digunakan adalah alat-alat pertanian pada umumnya seperti, cangkul, kayu ranting parang, dll.

3.3    Cara Kerja
cangkul tanah dan buat bedengan berukuran 1,5 – 2,5 m x 7 m. Tinggi bedengan 30 cm. Jarak antara bedengan 40-60cm untuk menghindari tanaman saling membelit. Diatas bedengan ditaburi dengan pupuk kandang kemudian tanah diaduk sampai rata. Rapikan kembali bedengan dan ratakan tanah. Tugal gulungan sesuai jarak tanam. Tiap lubang di isi 2 benih perlubang lalu tutup lubang dengan tanah kemudian di siram setiap hari.









BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1  Hasil
Tanaman
% Kerusakan ( P )
Intensitas Serangan ( I )
1
70%
44,17%
2
46,7%
26,67%
3
48,57%
36,43%
4
55,26%
33,55%
5
57,5%
30%
6
29,54%
18,75%
7
64%
34,5%
8
26%
9,5%
9
48%
18,5%
10
55,17%
25%

4.2   Pembahasan

Tanaman pare (paria) adalah tanaman herba berumur satu tahun atau lebih yang tumbuh menjalar dan merambat. Tanaman yang merupakan sayuran buah ini mempunyai daun yang berbentuk menjari dengan bunga yang berwarna kuning. Permukaan buahnya berbintil-bintil dan rasa buahnya pahit. Tanaman pare ini sangat mudah dibudidayakan an tumbuhnya tidak tergantung pada musim

Tanaman pare (Momordica charabtia) berasal dari kawasan Asia Tropis. Pare tergolong tanaman semak semusim, yang hidupnya menjalar atau merambat, dengan sulur berbentuk spiral. Daunnya tunggal, berbulu, berbentuk lekuk tangan, dan bertangkai sepanjang 10 cm. Bunganya berwarna kuning-muda. Batangnya bermawna hijau, massif, mempunyai rusuk lima, berbulu agak kasar ketika masi muda, namun setelah tua gundul,. Buahnya buni, bulat telur memanjang, warna hijau, kuning sampai jingga, dan rasanya pahit. Biji keras, warna cokelat

Tanaman pare memiliki rasa buah pahit yang menimbulkan beberapa manfaat bagi kesehatan manusia antara lain
  • Dapat merangsang nafsu makan
  • Dapat menyembuhkan penyakit kuning
  • Memperlancar pencernaan
  • dan sebagai obat malaria
Selain buah pare, ternyata daun pare juga mempunyai manfaat yang tidak kalah dengan buahnya. Manfaat tersebut antara lain:
  • Dapat menyembuhkan mencret pada bayi
  • Membersihkan darah bagi wanita yang baru melahirkan
  • Dapat menurunkan panas
  • Dapat mengeluarkan cacing kremi
  • Dapat menyembuhkan batuk

Jenis-jenis tanaman pare
a.       Pare Gajih
Pare ini paling banyak dibudidayakan dan paling disukai. Pare ini biasa disebut pare putih atau pare mentega. Bentuk buahnya panjang dengan ukuran 30- 50 cm, diameter buah 3 - 7 cm, berat rata-rata antara 200-500 gram/ buah.

b.      Pare Hijau
Pare hijau berbentuk lonjong, kecil dan berwarna hijau dengan bintil-bintil agak halus. Pare ini banyak sekali macamnya, diantaranya pare ayam, pare kodok, pare alas atau pare ginggae. Dari berbagai jenis tersebut paling banyak ditanam adalah pare ayam. Buah pare ayam mempunyai panjang 15 - 20 cm. Sedangkan pare ginggae buahnya kecil hanya sekitar 5 cm. Rasanya pahit dan daging buahnya tipis. Pare hijau ini mudah sekali pemeliharaannya, tanpa lanjaran atau para-para tanaman pare hijau ini dapat tumbuh dengan baik.

c.       Pare Import
Jenis pare ini berasal dari Taiwan. Benih Pare ini merupakan hybrida yang final stock sehingga jika ditanam tidak dapat menghasilkan bibit baru. Jika dipaksakan juga akan menghasilkan produksi yang jelek dan menyimpang dari asalnya. Di Indonesia terdapat tiga varietas yang telah beredar yaitu Known-you 7 green, Known-you no. 2, dan Moonshine. Perbedaan ketiga jenis pare import ini adalah mengenai permukaan kulit, kecepatan tumbuh, kekuatan penampilan, bentuk buah dan ukuran buah.

d.      Pare Belut
Jenis Pare ini memang kurang populer. Bentuknya memanjang seperti belut panjangnya antara 30 -110 cm dan berdiameter 4-8 cm.

penyakit yang menyerang Tanaman pare sebenarnya tidak terlalu banyak, namun demikian ada beberapa penyakit yang menyerang tanaman pare dan sejenisnya yang perlu kita ketahui, baik dari segi gejala serangan maupun dalam pengendaliannya. Hama yang menyerang tanaman pare antara lain:
·        Penyakit Layu
Gejala layu tampak pada ujung daun, kemudian seluruh daun akan mengkerut lalu mengering. Tanaman akan mati sejak beberapa saat terinfeksi. Menyerang tanaman bibit yang baru kecambah, tanaman muda dan tanaman yang telah dewasa. Penyebab penyakit ini disebabkan oleh Fusarium sp. Pengendalian dilakukan dengan memusnahkan tanaman yang terserang, menyiram larutan fungisida Benlate 2 gram/ liter ke tanah bekas tanaman yang terkena penyakit dan menggunakan benih yang tahan terhadap serangan patogen.


·        Penyakit Virus
Gejala serangan jelas pada daun-daun muda. Serangan virus ini menyerang pada saat tumbuh (bibit, tanaman muda atau tanaman yang telah menghasilkan buah). Penyebab gejala tersebut adalah Cucumber mosaic virus (CMV). Pengendaliannya dilakukan dengan cara memusnahkan tanaman yang terserang, memberantas vektor virus (serangga), menyeleksi bibit yang akan di pindah ke lapang dan pemupukan yang seimbang.

            Akibat dari serangan patogen menimbulkan dua gejala kerusakan, yaitu: gejala kerusakan mutlak ( persentase kerusakan ) dan gejala kerusakan bervariasi ( intensitas serangan ). Gejala kerusakan mutlak adalah gejala rusaknya secara mutlak dari tanaman, atau bagian tanaman, batang, malai, daun serta dapat menyebabkan kematian tanaman secara mutlak. Gejala kerusakan bervariasi adalah gejala rusaknya tanaman atau bagian tanaman seperti daun serta dapat menimbulkan kerusakan bervariasi
Gejala Kerusakan Mutlak dapat di cari dengan rumus :
P =
Gejala Kerusakan Bervariasi dapat di cari dengan rumus :
I =
           
            Pada tanaman pare yang saya tanam banyak hama dan penyakit yang menyerang sehingga tanaman pare yang saya tanam pertumbuhannya kurang baik, Namun hanyan beberapa penyakit yang saya amati. Berikut adalah pembahasan mengenai pengamatan pada tanaman pare yang saya amati.
Tanaman 1, kerusakan mutlak sebesar 70% dan kerusakan bervariasi sebesar 44,17%, hal ini menunjukkan bahwa pada tanaman 1 belum terlalu berbahaya.
Tanaman 2, kerusakan mutlak sebesar 46,7% dan kerusakan bervariasi sebesar 26,67%. Hal ini menunjukkan bahwa di tanaman 2 tingkat serangan tidak terlalu berbahaya bahkan kurang dari 50%.
Tanaman 3, kerusakan mutlak sebesar 48,57% dan kerusakan bervariasi sebesar 36,43%. Hal ini menunjukkan bahwa di tanaman  tingkat serangan tidak terlalu berbahaya bahkan kurang dari 50%.
Tanaman 4, kerusakan mutlak sebesar 55,26% dan kerusakan bervariasi sebesar 33,55%. Hal ini menunjukkan bahwa di tanaman  tingkat serangan tidak terlalu berbahaya bahkan kurang dari 50%.
Tanaman 5, kerusakan mutlak sebesar 57,5% dan kerusakan bervariasi sebesar 30%. Hal ini menunjukkan bahwa di tanaman  tingkat serangan tidak terlalu berbahaya bahkan kurang dari 50%.
Tanaman 6, kerusakan mutlak sebesar 29,54% dan kerusakan bervariasi sebesar 18,75%. Hal ini menunjukkan bahwa di tanaman  tingkat serangan tidak terlalu berbahaya bahkan kurang dari 50%.
Tanaman 7, kerusakan mutlak sebesar 64% dan kerusakan bervariasi sebesar 34,5%. Hal ini menunjukkan bahwa di tanaman  tingkat serangan tidak terlalu berbahaya bahkan kurang dari 50%.
Tanaman 8, kerusakan mutlak sebesar 26% dan kerusakan bervariasi sebesar 9.5%. Hal ini menunjukkan bahwa di tanaman  tingkat serangan tidak terlalu berbahaya bahkan kurang dari 50%.
Tanaman 9, kerusakan mutlak sebesar 48% dan kerusakan bervariasi sebesar 18,5%. Hal ini menunjukkan bahwa di tanaman  tingkat serangan tidak terlalu berbahaya bahkan kurang dari 50%.
Tanaman 10, kerusakan mutlak sebesar 55,17% dan kerusakan bervariasi sebesar 25%. Hal ini menunjukkan bahwa di tanaman  tingkat serangan tidak terlalu berbahaya bahkan kurang dari 50%.







BAB V
PENUTUP

5.1    Kesimpulan

·        Tanaman pare memiliki manfaat seperti  Dapat menyembuhkan penyakit kuning, Memperlancar pencernaan, Membersihkan darah bagi wanita yang baru melahirkan, Dapat mengeluarkan cacing kremi, dll.
·        Tanaman pare memiliki berbagai jenis seperti pare gajih, pare hijau, pare import, dan pare belut.
·        Penyakit pada tanaman pare sebenarnya tidak terlalu banyak tetapi ada beberapa penyakit yang sering menyerang tanaman pare, yaitu Fusarium sp, Cucumber mosaic virus (CMV)
·        kerusakan mutlak tanaman pare rata-ratanya 50,074% dan kerusakan bervariasi tanaman pare rata-rata sebesar 27,707%. Kerusakan yang dialami pare yang saya amati kurang lebih hanya 50%.

5.2    Saran

Walaupun tanaman pare memiliki rasa yang sangat pahit tetapi tanaman pare masih mungkin terserang oleh penyakit oleh sebab itu pengawasan terhadap tanaman pare tidak boleh diabaikan sehingga tanaman pare dapat tumbuh dengan subur.
.





DAFTAR PUSTAKA


Biro Pusat Statistik. 1994. Survei Pertanian Produksi Tanaman Sayuran dan Buah – Buahan di Indonesia. Jakarta : BPS
Hutapea et al., 1994.Budidaya Kacang Panjang.Yogyakarta : Satya Arwa
Dilla. 2008. Khasiat dalam pahit pare. http://sehat.suaramerdeka.com. [11 Desember 2008]
Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian. 1996. Usaha tani tanaman pare.
Ipteknet. 2005. Pare. http://www.iptek.net.id. [11 Desember 2008]
Sianturi. G. 2002. Melawan Wabah diabetes dunia dengan buah pare. http://www.gizi.net/cgi-

2 komentar: